Pages

Wednesday, November 30, 2016

Vignette



Bagi yang melihatnya, sering ia dikatakan sebagai gambar batik, ornamen, tangle, floral, abstrak, dan lain-lain. Tapi saya tetap menyebutnya Vignette. Dengan berbagai nama sebutan yang dikatakan mirip dengannya, vignette tetap memiliki ciri khas tersendiri.
Gambar Vignette (baca: vinyet), adalah gambar yang berfungsi untuk menghias atau mengisi kolom atau halaman kosong pada majalah atau surat kabar. Vignette merupakan stilasi atau penggayaan atau pengembangan dari bentuk-bentuk.
Menurut KBBI, vignette didefinisikan sebagai berikut.
¥       Bentuk hiasan dalam seni grafika dan arsitektur yg diambil dari bentuk tumbuhan merambat, daun, dan sebaainya.
¥       Goresan atau potret kecil pada bidang tepi sekeliling halaman buku.
Kata vignette berasal dari bahasa Perancis yaitu vignetteyang berarti batang anggur. Di Perancis sendiri vignette merupakan seni hias buku, yang biasanya bentuk hiasan tersebut digunakan dalam seni grafika atau arsitektur, ada juga yang mengartikan vignette sebagai sebuah sketsa dengan gambar yang unik dan dekoratif. Vignette ini merupakan salah satu karya seni rupa yang banyak digemari para remaja Indonesia pada era 70-an yang digunakan sebagai media ekspresi.

Stilasi daun/ pohon merambat adalah ciri khas vignette, ditambah pengulangan bentuk dasar atau garis. Bentuk manusia dan hewan juga tidak salah. Ciri lain adalah, bercorak dekoratif sehingga terlihat flat.  Di Indonesia, vignette pernah berjaya pada tahun 1970-1990an awal. Banyak majalah gaul maupun majalah sastra dan surat kabar di masa itu memuat gambar vignette untuk mengisi ruang kosong di sela-sela rubrik-rubriknya, terutama rubrik sastra/ puisi. Disela-sela rubrik puisi, vignette muncul selain untuk mengisi ruang kosong juga menjadi pemanis bernilai artistik.
Vignette sering tidak terprediksi ujungnya, kemudian kehilangan eksistensinya setelah problem ruang kosong kemudian diatasi oleh software semacam Page Maker, atau Indesign versi terbarunya. Software tersebut mempunyai kemampuan mengatur huruf sedemikian rupa sehingga problem jarak antar huruf, atau antar kalimat yang menyebabkan naskah menggantung dan ruang kosong bisa diatasi.
Saat ini, tidak ditemukan lagi jejak gambar vignette di koran atau majalah pop. Mungkin kesan jadul gambar Vignette yang membuatnya seperti tidak layak untuk ditampilkan di koran atau majalah modern. Mungkin, perlu tafsir visual ulang terhadap vignette agar bisa tampil lagi di majalah dan koran, eksis sebagai seni gambar yang utuh, tetapi tidak melupakan fungsi awal, sebagai pemanis kekosongan ruang.  Atau, jangan-jangan, kita bisa menggunakan medium visual vignette yang secara umum visual yang dimunculkan adalah nuansa liris, kontemplatif, atau imajinatif cenderung romantik, sebagai alat terapi bagi yag sedang galau?

0 comments:

Post a Comment